Keterampilan
menulis adalah kegiatan penyampaian pesan (gagasan, perasaan, atau informasi)
secara tertulis kepada pihak lain. Dalam kegiatan berbahasa, menulis melibatkan
empat unsur, yaitu penulis (penyampai pesan), isi tulisan atau pesan, medium
tulisan, serta pembaca sebagai penerima pesan.
Sebagai
salah satu aspek dari keterampilan berbahasa, menulis atau mengarang merupakan
kegiatan yang kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan
penulis untuk menata dan mengorganisasikan ide secara sistematis dan logis,
serta menyajikannya dalam ragam bahasa tulis sesuai kaidah penulisan. Akan
tetapi, di balik kerumitannya, menulis menjanjikan manfaat yang begitu besar
dalam membantu pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, kepercayaan diri dan
keberanian, serta kebiasaan dan kemampuan dalam menemukan, mengumpulkan,
mengolah, dan menata informasi.
Menulis
menggunakan bahasa sebagai perantara. Alatnya adalah bahasa yang terdiri
dari kata, frasa, klausa, kalimat,
paragraf, dan wacana dengan semua kelengkapannya, seperti ejaan dan tanda baca.
Pikiran yang disampaikan kepada pembaca harus dinyatakan dengan kata yang
mendukung makna secara tepat dan sesuai dengan apa yang ingin dinyatakan.
Kata-kata itu harus disusun secara teratur dalam klausa dan kalimat agar
pembaca dapat menangkap apa yang ingin disampaikan. Makin teratur bahasa yang
digunakan, makin mudah pembaca menangkap pikiran yang disalurkan melalui bahasa
itu. Oleh karena itu, keterampilan menulis di sekolah sangatlah penting.
Menulis pada hakikatnya adalah suatu
proses berpikir yang teratur, sehingga apa yang ditulis mudah dipahami pembaca.
Sebuah tulisan dikatakan baik apabila memiliki ciri-ciri, antara lain bermakna
jelas, bulat dan utuh, dan memenuhi kaidah gramatika.
Kegiatan menulis dilakukan dengan
berbagai tujuan. Menulis mempunyai empat tujuan, yaitu untuk mengekpresikan
diri, memberikan informasi kepada pembaca, mempersuasi pembaca, dan untuk
menghasilkan karya tulis. Jenis tulisan
sendiri dapat dibedakan menurut tujuan menulis, antara lain:
1) Narasi adalah
karangan atau tulisan ekspositoris
maupun imajinatif yang secara spesifik menyampaikan informasi tertentu berupa perbuatan atau tindakan
yang terjadi dalam suatu rangkaian
waktu. Contoh:
Liburan sekolah beberapa tahun yang lalu, saya dan ibu pergi ke
Pontianak. Pontianak merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Barat.
Di Pontianak, banyak sekali keunikan dan tempat menarik yang merupakan ciri
khas Kota Pontianak. Perjalanan kurang lebih 2 jam dengan menggunakan pesawat.
Tempat pertama yang saya kunjungi adalah Sintawang. Waktu tempuh menuju
Sintawang kurang lebih sembilan jam dari Pontianak jika menggunakan mobil,
daerah ini terkenal sebagai penghasil tenun ikat. Motif tenun ikatnya sangat
unik dan coraknya sangat khas Kalimantan Barat. Harga tenun ikat ini tergolong
mahal, tergantung motif dan bahannya. Harganya bisa mencapai ratusan ribu,
bahkan jutaan Rupiah.
2) Deskripsi
adalah karangan atau tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang
situasi dan kondisi suatu lingkungan (kebendaan ataupun kemanusiaan).
Penyampaiannya dilakukan secara objektif,
apa adanya, dan terperinci. Contoh:
Pemandangan alam di tempat wisata
itu indah sekali. Pohon-pohon di sekitar
tebing tampak hijau dan tumbuh dengan subur. Dari sela-sela
tebing keluar air terjun dengan deras. Warnanya putih seperti
kapas. Suaranya menggema ke angkasa menutupi suara burung-burung
berkicau. Kemudian, membentuk aliran sungai yang bening.
Batu-batu besar tampak hitam menghiasi sungai. Rerumputan terhampar
hijau menambah suasana menjadi tambah sejuk. Angin bertiup
menyebarkan aroma bunga liar yang tumbuh di sekitar itu.
3)
Ekposisi adalah karangan atau tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang
sesuatu hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilakukan dengan tujuan
menjelaskan, menerangkan, dan menguraikan sesuatu hal sehingga
pengetahuan pendengar atau pembaca menjadi bertambah.Contoh:
Jatuhnya pesawat berkapasitas 266 penumpang airbus A300- 600 merupakan
peristiwa kedua bagi American Airlines beberapa detik lepas landas dari bandar
udara internasional O’Hare Chicago, tiba-tiba mesin kiri lepas dari dudukannya.
Pilot tidak bisa mengendalikan pesawat akibat keseimbangan pesawat mendadak
berubah dengan jatuhnya mesin berbobot sekitar 5 ton. Pesawat mendarat dan
menghujam tempat parkir kendaraan 31 detik kemudian dan 271 penumpang plus awak
tewas seketika. Kecelakaan lain menyangkut mesin copot dialami oleh pesawat
kargo El-Al milik flag carier Israel, 4 Oktober 1992. Mesin nomor empat atau
yang paling ujung pada sayap kanan, tiba-tiba lepas akibat dua fuse-pin (baut
kedudukan mesin) lepas. Disusul kemudian oleh mesin nomor tiga. Mendadak
kehilangan dua mesin, pilot tidak dapat mengendalikan pesawat dan menabrak
gedung bertingkat di Amsterdam, Belanda. Empat awak tewas berikut 47 penghuni
flat yang ditabrak.
4)
Argumentatif adalah karangan atau tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang
sesuatu hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilakukan dengan tujuan
memengaruhi, memperjelas, dan meyakinkan. Contoh:
Pendidikan gratis hanya janji yang bergema luas saat kampanye dan
pemilihan pimpinan daerah maupun pusat. Saat pemilihan usai akan lain
ceritanya. Anak-anak miskin di kota, desa, dan pedalaman tetap mengalami
kesulitan untuk mengakses pendidikan yang layak. Di perkotaan sekolah
berlomba-lomba meningkatkan sarana dan prasaran dengan jalan menaikkan pungutan
dengan dalil sumbangan pendidikan, uang gedung, dan lain-lain karena biasanya
masyarakat perkotaan lebih memilih sekolah yang mempunyai sarana pendidikan
yang baik sehingga mereka tidak akan segan untuk membayar mahal demi memberikan
pendidikan yang terbaik bagi anak-anak mereka.
Sebaliknya di pinggiran kota, pedesaan, dan pedalaman, sekolah tidak
bisa mengenakan pungutan kepada orang tua siswa karena tidak ada lagi yang bisa
dipungut dari masyarakat. Para siswa harus puas dengan kondisi fasilitas
pendidikan yang jauh dari kata layak.
5)
Persuasif adalah karangan atau tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang
sesuatu hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilakukan dengan tujuan
mempengaruhi, meyakinkan, dan mengajak. Contoh:
Banyak orang yang meremehkan sampah.
Bahkan, tidak terpikirkan hal yang akan ditimbulkannya. Walaupun tempat sampah
banyak disesidakan, tetapi kepedualian seseorang terhadap sampah sangat kurang.
Sebagai siswa, kamu sebaiknya menyadari dan memiliki sikap peduli terhadap
sampah. Oleh karena itu, buanglah sampah pada tempat sampah.
Menulis
sebagai salah satu keterampilan berbahasa tak dapat dilepaskan dari aspek-aspek
keterampilan berbahasa lainnya. Ia memengaruhi dan dipengaruhi. Pengalaman dan
masukan yang diperoleh dari menyimak, berbicara, dan membaca, akan memberikan
kontribusi berharga dalam menulis. Begitu pula sebaliknya, apa yang diperoleh
dari menulis akan berpengaruh pula terhadap ketiga corak kemampuan berbahasa
lainnya.
Namun,
menulis memiliki karakter khas yang membedakannya dari keterampilan lain. Sifat
aktif, produktif, dan merangkai kata dalam bentuk tulisan, memberikan ciri
khusus dalam hal kecaraan, medium, dan ragam bahasa yang digunakannya.
Pembelajaran
menulis dalam bahasa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pembelajaran
membaca. Pembelajaran menulis merupakan pembelajaran keterampilan penggunaan
bahasa Indonesia dalam bentuk tertulis. Keterampilan menulis adalah hasil dari
keterampilan mendengar, berbicara, membaca. Menurut Pirera dan Tasai (1995:27)
mengemukakan prinsip prinsip menulis adalah: (1) menulis tidak dapat dipisahkan
dari membaca. Pada jenjang pendidikan dasar pembelajaran menulis dan membaca
terjadi secara serempak, (2) pembelajaran menulis adalah pembelajaran disiplin berpikir dan disiplin
berbahasa, (3) pembelajaran menulis adalah pembelajaran tata tulis atau ejaan
dan tanda baca bahasa Indonesia, dan (4) pembelajaran menulis berlangsung
secara berjenjang bermula dari menyalin sampai dengan menulis ilmiah. Hubungan
antara keterampilan menulis dan keterampilan lainnya diantaranya:
1)
Hubungan menyimak dan menulis
Menulis dan menyimak merupakan aktifitas berbahasa, dimana keterampilan
menyimak bersifat reseptif, dan menulis adalah bersifat produktif. Antara
menyimak dan menulis memiliki hubungan yang erat dari menyimak sutu ujaran atau
informasih dapat menumbuhkan kratifitas untuk menulis hasil simakan yang
diperoleh. Dan dituangkan dalam suatu karya tulis, baik itu cerpen, puisi ,
prosa, dan sebagainya.
2)
Hubungan membaca dan
menulis
Membaca dan menulis merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis. Menulis
adalah kegiatan berbahasa yang bersifat produktif, sedangkan membaca adalah
kegiatan yang bersifat reseptif. Seorang penulis menyampaikan gagasan, perasaan,
atau informasi dalm bentuk tulisan. Sebaliknya seorang pembaca mecoba memahami
gagasan, perasaan, atau informasi yang disajikan dalam bentuk tulisan.
3)
Hubungan menulis dan
berbicara
Berbicara dan menulis merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat
produktif. Berbicara merupakan kegiatan ragam lisan, sedangkan menulis
merupakan kegiatan berbahasa ragam tulis. Menulis pada umumnya merupakan
kegiatan berbahasa tak langsung, sedangkan berbicara merupakan kegiatan bahasa
yang bersifat langsung. Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses
berkomunikasi yang dalam proses itu terjadi pemindahan pesan dari suatu pihak
(komunikator) ke pihak lain (komunikan). Pesan yang akan disampaikan kepada
komunikan lebih dahulu diubah ke dalam simbol-simbol yang dipahami oleh kedua
belah pihak (Abd. Gafur, 6:2009). Aspek-aspek
yang dinilai pada kegiatan berbicara terdiri atas aspek kebahasaan dan non
kebahasaan.
Aspek kebahasaan terdiri atas: ucapan atau lafal, tekanan kata, nada,
dan irama persendian, kosa kata atau ungkapan dan variasi kalimat atau struktur
kalimat.
Aspek nonkebahasaan terdiri atas: kelancaran, penguasaan materi,
keberanian, keramahan, ketertiban, semangat dan sifat.
Berikut beberapa contoh
keterampilan menulis dalam pembelajaran:
(1) Mengarang Surat
Surat merupakan bentuk
percakapan yang disajikan secara tertulis. Surat berbeda dengan percakapan
biasa karena jawaban orang yang diajak berbicara tidak dapat diterima secara
langsung. Oleh karena itu, bentuk bahasa dalam surat dapat dikatakan mengarah
pada bahasa percakapan biasa.
Secara garis besar surat
dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu: (1) surat kekeluargaan dan (2)
surat dinas. Surat kekeluargaan ialah surat yang dikirim dari dan kepada
keluarga atau kenalan. Bentuk dan pemakaian bahasa dalam surat kekeluargaan
sangat bebas, tidak terlalu terikat oleh pedoman yang tertentu. Sementara itu,
surat dinas ialah surat yang dikirimkan dari dan kepada jawatan, lembaga atau
organisasi secara resmi. Bentuk dan bahasa dalam surat dinas biasanya terikat
oleh pedoman dan tata tulis tertentu.
(2) Mengarang Cerita Nonfiksi
Cerita nonfiksi ialah cerita tentang sesuatu yang sungguh-sungguh ada
atau terjadi. Karangan nonfiksi menuliskan cerita yang berhubungan dengan
hal-hal yang ada di sekitarnya atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di
lingkungannya. Dengan demikian, mengarang cerita nonfiksi ialah menulis apa
saja yang dilihat, apa saja yang diketahui, dan apa saja yang dialami.
(3) Mengarang Cerita Fiksi
Mengarang cerita fiksi ialah mengarang cerita berdasarkan rekaan atau
angan-angan. Cerita ini dapat berupa suatu cerita pendek, fragmen, atau lamunan
mengarang semata. Oleh karena dasarnya adalah rekaan, maka cerita ini dapat
mempunyai nilai (1) membiasakan untuk mengisi waktu senggang dengan lamunan
yang produktif, (2) menghidupkan fantasi dan daya kreasi, dan (3) mengembangkan
bakat mengarang.
(4) Mengarang Lukisan Keadaan
Mengarang lukisan keadaan
ialah karangan yang menggambarkan suatu situasi secara tepat dengan menggunakan
alat bahasa. Tujuan mengarang lukisan keadaan ialah membiasakan untuk
menggambarkan sesuatu dengan pengamatan secara teliti melalui kata-kata secara
tepat.
Karangan lukisan keadaan didasarkan atas suatu kenyataan. Kemampuan
mengimajinasikan kenyataan dalam bahasa yang indah dan mampu menyentuh perasaan
sangat diperlukan karena bentuk karangan ini sebagai suatu lukisan. Oleh karena
itu, karangan yang berupa lukisan keadaan mengarah kepada gaya bahasa puisi
atau prosa liris.
(5) Menulis Berita Aktual
Berita
aktual ialah menyampaikan terjadinya suatu peristiwa dengan cara menuliskannya
menurut tata tulis berita yang telah lazim dipergunakan dalam persuratkabaran.
Jadi, berita aktual ialah suatu kejadian yang penting disampaikan oleh
seseorang untuk orang banyak secara tertulis.
Tujuan menulis berita aktual ialah (1) membiasakan agar dapat
menyampaikan peristiwa yang penting secara lengkap dan teratur dengan gaya
bahasa yang tepat dan (2) mengembangkan bakat kewartawanan.
(6) Mengarang Puisi
Puisi merupakan hasil ciptaan yang singkat dan padat. Manfaat mengarang
puisi ialah (1) menyalurkan dorongan melahirkan perasaan yang kuat, yang pada
umumnya terdapat dalam diri masing-masing. (2) Melatih cara mengungkapkan
perasaan dengan lambang-lambang kata yang tepat. Dalam arti lain, melatih
kemampuan berbahasa. (3) Membiasakan kesibukan yang berguna untuk mengisi waktu
senggang dengan kepandaiannya. (4) Mencoba secara tidak langsung memahami
keadaan sekitar. (5) Membantu mengembangkan bakat.
(7) Mengarang Esai
Esai ialah karangan tentang suatu masalah yang pada suatu saat menarik
perhatian seseorang penulis. Esai dapat mengenai masalah ilmu pengetahuan,
keagamaan, filsafat, kebudayaan, kesenian, politik, dan masalah sosial. Tujuan
mengarang esai ialah membiasakan untuk mampu menanggapi suatu masalah.
(8) Mengarang Naskah Pidato
Pidato
ialah berbicara di hadapan publik. Suatu pidato yang resmi memerlukan persiapan.
Oleh karena itu, pidato harus disiapkan secara tertulis.
Untuk melatih menyusun naskah pidato perlu memperhatikan jenis pidato
yang akan disampaikan. Berdasarkan isinya, pidato dapat dibedakan antara lain:
(1) pidato penjelasan, (2) pidato sambutan, (3) pidato laporan, dan (4) pidato
keilmuan.